URBAN LEGEND PALING MENAKUTKAN part 2

| Sabtu, 24 September 2016
YO minna-san admin mau ngelanjutin urban legend part1 nih :v
Tahu kan yang namanya urban legend? Urban legend atau legenda perkotaan adalah cerita (biasanya cerita seram) yang menyebar dari mulut ke mulut di daerah perkotaan. Berbeda dengan legenda biasa yang terjadi di masa lalu, urban legend ini bersetting di zaman modern. 
Berikut ini adalah 5 kisah urban legend paling menakutkan yang kukumpulkan dari segala penjuru dunia (lewat google tentunya).
 Ini dia sinopsisnya, silakan untuk membacanya...jika anda berani. 

Yuk... kita lihat :



URBAN LEGEND 6: PEDESTRIAN CROSSING


“PEDESTRIAN CROSSING”
(ZEBRA CROSS)
zebra_aotw 
Suatu sore, sepulang bekerja aku berada di sebuah persimpangan jalan. Sambil menunggu lampu merah, aku berdiri di depan sebuah zebra cross dan mengamati orang-orang yang berada di seberangku. Mereka juga menunggu untuk menyeberang, sama seperti aku.
Namun di antara mereka, ada seorang wanita yang tampak aneh.
Pertama-tama aku pikir ia memakai masker.
Namun bukan itu.
Wajahnya tampak kabur.
Aku mencoba mengamatinya, namun wajahnya tak berubah.
Aku bahkan tak bisa mengenali wajahnya, dimana hidung, mata, maupun telinganya.
Seakan-akan wajahnya rata.
Anehnya, orang-orang di sekitarnya tampak mengacuhkan wanita itu, walaupun penampilannya sangat menakutkan.
Lampu merah menyala.
Mobil-mobil berhenti dan orang-orang mulai menyeberang.
Begitu pula aku, namun aku mencoba untuk menjauhi wanita itu.
Ia berjalan di sebelah kanan zebra cross, sehingga aku sebisa mungkin berjalan di sisi kiri zebra cross. Namun ia justru berpindah ke sisi kiri juga.
Ia berjalan tepat menuju ke arahku.
Wajah wanita itu semakin menakutkan ketika ia mendekat.
Akupun menundukkan kepalaku karena ketakutan.
Di suatu titik, kami berpapasan.
Aku terus berjalan. Namun walaupun aku berusaha menghindarinya, wanita itu justru berbalik dan mengikutiku.
Begitu aku sadar, ia sudah berada di belakangku dan berbisik di telingaku.
“Aku tahu kau bisa melihatku.”

THE END

Next

URBAN LEGEND 7: LICK


“LICK”
(MENJILAT)
image003
Suatu hari seorang gadis remaja ditinggal oleh orang tuanya yang akan menginap di tempat saudara mereka. Sang gadis meyakinkan orang tuanya untuk berhenti khawatir kepadanya. Ia akan mengunci semua jendela dan pintu. Lagipula, gadis itu sendiri, ada anjing setianya yang menemaninya di kamarnya.
Malam itu, sang gadis hendak tidur. Ia mengunci semua pintu dan jendela. Namun ada sebuah jendela yang tak bisa ia kunci. Akhirnya ia hanya menutupnya begitu saja.
Gadis itupun naik ke atas ranjang dan di bawah ranjang, anjing setianya meringkuk.
Ia mengulurkan tangannya ke bawah dan anjingnya menjilati jari-jarinya, seperti yang biasa dilakukannya. Entah mengapa ia merasa aman jika anjingnya melakukan hal itu. Gadis itu jadi tidak merasa sendirian di kamar.
Gadis itu kemudian tertidur. Namun saat tengah malam, ia mendengar suara “Tip tap tip tap ...”. Seperti suara air menetes di atas wastafel.
Saat ia membuka mata, kamarnya gelap gulita. Iapun menjulurkan tangannya ke bawah dan merasakan jari-jarinya dijilati.
Iapun kembali tidur.
Beberapa jam kemudian, ia kembali terbangun.
Suara “Tip tap tip” itu masih saja terdengar.
Ia menjulurkan tangannya ke bawah.
Jari-jarinya terasa hangat dan basah oleh jilatan.
Sang gadis lalu kembali tidur. Ia tak memikirkan suara itu lagi. Mungkin saja itu suara tetesan air di keran kamar mandinya.
Untuk ketiga kalinya, ia kembali terbangun oleh suara “Tip tap tip tap” itu.
Gadis itu menjulurkan tangannya kembali ke bawah.
Namun kali ini tak ada jilatan.
Gadis itu mengira anjingnya tertidur dan menyalakan lampu.
Namun anjingnya tak tampak di bawah ranjangnya.
“Tip tap tip tap”
Suara itu masih terdengar.
Gadis itupun memutuskan bangun dan memeriksa asal suara “Tip tap tip tap ...” yang ia dengar. Rupanya suara itu berasal dari kamar mandi di sebelah kamarnya.
Iapun membuka pintu dan menyalakan lampu kamar mandi.
Segera ia menjerit.
Di dalam kamar mandi tampak anjingnya tergantung di atas wastafel. Lehernya digorok dan darahnya menetes di atas wastafel, menciptakan suara “Tip tap tip tap.”
Yang lebih mengerikan, di dinding terdapat kata-kata yang ditulis dengan darah anjingnya.
“AKU JUGA BISA MENJILAT.”

THE END

Next

URBAN LEGEND 8: WRISTBAND


“WRISTBAND”
(GELANG)
  tumblr_lf924ftdi41qf7xzz
Di Korea, terdapat peraturan yang berlaku di semua rumah sakit. Ketika pasien masih hidup, gelang berwarna putih diikatkan di lengan kanan mereka. Gela ngitu berisi nama pasien serta informasi lainnya. Namun ketika pasien meninggal, gelang itu dilepas dan digantikan dengan sebuah gelang merah yang diikatkan di lengan kiri sebelum jenazahnya dibawa ke kamar mayat.
Kisah ini terjadi pada seorang dokter yang sedang shift malam di sebuah rumah sakit.
Ia akhirnya menyelesaikan shift malamnya pukul 2 dini hari dan merasa sangat lelah. Rumah sakit tampak sangat sepi sebab pada jam 2 dini hari, tentu semua pasien sedang terlelap dan sebagian besar perawat juga telah pulang.
Ia menyalakan lift dari lantai lima untuk turun ke basement, dimana mobilnya diparkir. Di dalam lift hanya tampak seorang wanita tua.
Ia berdiri di samping wanita tua itu, yang tampaknya juga ingin turun di basement.
Begitu lift mereka sampai di basement, pintu lift terbuka dan tampak seorang pria berpakaian putih.
Wanita yang tadi bersamanya hendak keluar dari lift.
Dokter itu melihat sesuatu di tangan pria itu. Segera ia menarik wanita yang tadi bersamanya kembali ke dalam lift. Dengan panik ia menekan tombol ke lantai lima dan pintu lift pun tertutup.
“Hei, ada apa denganmu?” wanita itu tampak marah karena dokter itu menariknya masuk kembali.
“Anda beruntung saya tadi tidak membiarkan anda keluar.” Ujar dokter itu. “Anda tidak melihat, di tangan kiri pria tadi ada gelang merah? Berarti dia sudah meninggal!”
“Gelang merah?” tanya wanita itu sambil menunjukkan tangan kirinya.
“Maksudmu seperti ini?”

THE END

Next

URBAN LEGEND 9: RED ROBE


“RED ROBE”
(JUBAH MERAH)
image 
Seorang wanita Jepang sedang berlibur di Amerika dan memutuskan menginap di sebuah hotel murah untuk menghemat uangnya.
Saat ia tiba di kamarnya, ia menyadari bahwa ia berada di kamar 66 di lantai ke-6. Secara teknis, kamarnya bernomor 666.
Ia bergidik ngeri. Namun ia berpikir, ini semua pasti kebetulan. Ia pun tak terlalu memikirkannya dan pergi mandi.
Beberapa saat kemudian terdengar suara ketukan di pintu kamarnya.
Ia keluar dari kamar mandinya dan mengenakan jubah mandi putih bertudung yang sudah disiapkan di hotel tersebut bagi tamunya.
Ia membuka kamarnya, namun tak ada seorangpun di luar kamarnya.
Iapun menutup kembali kamarnya dan berganti pakaian. Kembali terdengar ketukan di pintu kamarnya.
Ia membuka kamarnya dan melihat seorang gadis kecil memakai jubah mandi bertudung yang sama persis seperti yang tadi ia pakai. Hanya warnanya merah.
“Ada yang bisa saya bantu? Dimana orang tuamu?”
Ia melihat bahwa gadis kecil bertudung merah itu tampak habis menangis.
“Saya terkunci di luar kamar. Anda bisa membantu saya?”
Wanita itu memutuskan untuk membawa gadis itu ke resepsionis. Kasihan, pikirnya. Gadis itu tampak kebingungan.
Dalam perjalanan ke resepsionis, ia bercakap-cakap dengan gadis itu.
“Siapa namamu?”
Gadis itu tak menjawab.
Mungkin gadis ini sudah diajari oleh orang tuanya untuk tidak bercakap-cakap dengan orang asing, pikir wanita itu.
Ia bertanya lagi.
“Dimana orang tuamu?”
“Tidak tahu.”
“Apa kamarmu di lantai ini juga?”
Gadis itu mengangguk.
Akhirnya mereka sampai di depan meja resepsionis.
“Bisa anda bantu gadis kecil ini? Ia terkunci di luar kamarnya.”
Resepsionis itu melongok, “Gadis yang mana?”
“Gadis berjubah merah ini ...”
Namun ketika wanita itu menoleh, tak ada seorang pun di sana.
“Aneh, ia tadi di sini. Katanya ia menginap di lantai 6, sama seperti saya.”
“Lantai 6?” resepsionis itu tampak heran, “Namun hanya anda tamu yang menginap di lantai 6.”
“Tapi tadi ada gadis yang memakain jubah mandi bertudung warna merah ...”
Resepsionis itu menghela napas, “Anda sudah bertemu ‘dia’ rupanya.”
“Dia siapa?”
“Dahulu pernah terjadi sebuah tragedi di hotel ini. Kami tak suka membicarakannya, namun karena anda sudah melihat ‘dia’, apa boleh buat. Dahulu ada sepasang suami istri menginap di lantai 6 bersama anak perempuannya. Mereka menginap di kamar 66, sama seperti anda. Namun mereka berdua bertengkar dan sang suami menembak istrinya. Ia lalu membunuh anaknya sendiri. Saat itu, anak itu memakai jubah mandi putih yang langsung berwarna merah karena terkena darahnya. Tapi pria itu tetap tak puas. Ia mengisi senjatanya dan mulai menembaki semua orang di hotel ini, karyawan dan para tamunya.”
Napas wanita itu terasa terhenti karena ketakutan. Namun cerita sang resepsionis ternyata belumlah selesai.
Resepsionis itu lalu berbalik dan menunjukkan lubang merah di punggungnya.
“Lihat, di sini ia menembakku.”

THE END

Next

URBAN LEGEND 10: PIZZA


“PIZZA”
door 
Seorang pria mengalami kecelakaan mobil. Kakinya patah dan ia harus beristirahat beberapa hari di dalam rumah hingga kondisinya pulih. Pria itu tinggal di apartemen bersama istrinya. Sayangnya istrinya harus bekerja sehingga tak bisa merawat pria itu. Beberapa hari pertama, pria itu merasa senang karena bisa tinggal di rumah seharian. Namun lama-kelamaan ia merasa bosan.
Suatu hari saat menyalakan televisi, ia mendengar suara anak-anak berlari di lantai atasnya. Ia berpikir ini aneh, sebab jam segini harusnya anak-anak belum pulang dari sekolah. Esoknya, ia juga mendengar suara anak bermain dari lantai atas.
Si pria merasa lapar dan memesan dua kotak pizza melalui layanan pesan antar. Ia merasa sudah kenyang setelah memakan sekotak pizza dan merasa tak sanggup menghabiskan satu kotak pizza lagi. Jika ia menunggu istrinya pulang, mungkin pizza itu rasanya sudah tak enak lagi.
Akhirnya ia memutuskan untuk berbuat baik dengan memberikan pizza itu pada keluarga yang tinggal di atasnya. Bukannya ada anak-anak tinggal di bawahnya? Mereka pasti senang dengan pizza gratis.
Dengan kepayahan iapun keluar dari kamar dan naik dengan lift.
“Ouch...ouch...” sesekali ia mengerang karena kakinya belum sembuh benar ketika berjalan menuju kamar di lantai atasnya itu.
“Ting tong.” ia menekan bel, namun tidak terdengar jawaban.
Ia kembali menekan bel dan terdengar suara dari dalam pintu.
“Siapa?” terdengar suara wanita dari balik pintu.
“Saya tetangga yang tinggal satu lantai di bawah anda.”
Pintu dibuka, namun hanya sedikit. Dari sela pintu, terlihat wajah seorang wanita separuh baya. Namun kamar itu sangat gelap sehingga yang bisa ia lihat hanya kepala wanita itu.
“Ada apa?”
“Anda mau pizza? Saya tadi memesannya namun tidak habis. Mungkin anda mau?”
“Tidak, terima kasih.” Jawab wanita itu tanpa ekspresi.
“Ehm, mungkin anak-anak anda mau?”
Tiba-tiba terlihat kepala seorang anak laki-laki dan anak perempuan di bawahnya. Mereka pasti anak-anak yang kerap ia dengar suaranya saat bermain.
Ketiga wajah itu menatapnya, berbaris membentuk satu lajur dari atas ke bawah.
“Baiklah, kami mau.”
Wanita itu menerima pizza itu dan pintu itupun dibanting, tertutup.
Pria itu berbalik, namun entah kenapa ia merasa ada yang aneh.
Seluruh bulu kuduknya terasa mengigil.
Wajah ketiga orang itu terpatri dalam ingatannya.
Ia mengambil langkah cepat, tanpa peduli rasa sakit di kakinya, untuk segera menuju lift.
Ketiga wajah mereka membentuk garis, pikirnya.
Ia menekan tombol lift dan menunggunya untuk datang.
Membentuk garis vertikal, dari atas ke bawah. Satu wajah di atas wajah yang lain.
Ia menekan tombol lift kembali, namun lift itu tak kunjung datang.
Ada yang aneh dengan wajah mereka.
Lift itu terlalu lama. Pria itu memutuskan menggunakan tangga.
Wajah tampak berbaris, satu di atas yang lain ... itu mustahil!
Ia melupakan rasa sakit di kakinya ketika ia menapaki tangga dengan langkah panik.
Pria itu mulai menyadari apa yang salah dengan keluarga itu.
Hanya ada kepala, tanpa badan ....
Sesampainya di kamar, ia langsung menelepon polisi.
Polisi datang beberapa saat kemudian, walaupun laporan pria itu tampak gila. Mereka memeriksa kamar di bawah kamar pria itu dan menemukan sesuatu yang mengerikan.
Tubuh wanita dan kedua anaknya itu ditemukan di bak kamar mandi.
Kepala mereka terpenggal.
Mereka juga menemukan suami wanita itu bersembunyi di dalam lemari pakaian. Ia mengatakan bahwa ia sudah memenggal kepala istri dan anak-anaknya dengan gergaji. Namun ia bersumpah istri dan kedua anak-anaknya masih hidup.
Polisi berkesimpulan pria itu menjadi gila dan membunuh keluarganya.
Namun polisi menemukan ada sesuatu yang aneh di kamar itu.
Di meja dapur tergeletak sebuah kotak pizza.
Ketika dibuka, isinya sudah tidak utuh lagi.
Ada bekas gigitan-gigitan kecil di pizza itu, seolah-olah ada anak-anak kecil yang memakannya.

THE END


Sumber : http://mengakubackpacker.blogspot.co.id/

Sankyu ya ^_^
 Untuk sekarang sekian aja, dari part 2 , ya ikuti cerita lainya tunggu aja di blog ane yang jlek ini :v ja,mata

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲